Menanggapi tulisan saudara Sardi, saya sependapat bahwa sebelum mau diakui harga diri, eksistensi kita dilapangan sebagai perawat yang menjalankan peran dan fungsi profesinya secara benar, kita harus introspeksi dulu individu masing-masing, apakah kita selama ini sudah betul-betul menjalankan peran dan fungsi perawat atau belum. Masalah ini menurut saya masalah yang kompleks yang membutuhkan solusi dari berbagai sudut pandang, dan perlu waktu untuk berubah. Pertama faktor kebijakan pemerintah, di kuwait contohnya secara teori dan praktik keperawatan tidak ada job description yang jelas sehingga perawat yang bekerja di frontline/ garis depan akan menghandle segalanya,mulai dari manajemen keperawatan, tulis menulis dokumen di nurse chart dan komputer, merawat kebutuhan dasar pasien seperti bedridden care dan ADL-nya, sampai sebagian kerjaan porter, cleaner, lab thech, physiotherapyst dan dokter di garap habis sama kita. sehingga kondisi yang terjadi dilapangan beban bertumpuk di perawat, karena kalau tidak dikerjakan yang terjadi adalah: imbalance, kerja tidak selesai dan masalah akan muncul yang akhirnya perawat yang kena atau akan menanggung tanggung jawab, yang berefek kualitas dan servis perawatan minim, kurang dan tidak optimal. Harusnya pemerintah kuwait membagi tugas-tugas keperawatan dalam berbagai jenis katagori, seperti di negara maju Amerika, ada nurse incharge/ manager, dari bsn, yang bertugas khusus untuk memanage ruangan dan perawat, lapis kedua ada LPN/lisence practical nurse, berpendidikan perawat dibawah bsn, yang bertugas mengasih obat dan merawat pasien. Lapis ketiga adalah nursing aids/ pembantu perawat, yang bertugas membantu kebutuhan dasar pasien, seperti memandikan pasien, kebutuhan eliminasi, dan lain-lain,ada lab tech nician yang bertugas untuk mengambil darah, ada plebotomist yang bekerja menginsert cannula atau memasang infusan, ada physiotherapyst yang bekerja sesuai fungsinya. Dengan adanya pembagian tugas ini, beban-beban dan tugas perawat berkurang sehingga efektifitas dan kualitas perawatan menjadi meningkat. Yang kedua adalah dari sudut pandang pasien, selama pasien memandang perawat sebagai pembantu yang berbaju putih, peran dan fungsi perawat yang diinginkan sulit tercapai karena merawat dan membantu kebutuhan dasar pasien adalah cuma sebagian kecil saja dari disiplin ilmu dan garapan perawat, sehingga perubahan yang diinginkan mengalami hambatan disebabkan paradigma pasien dalam memandang sosok perawat, tapi seriing dengan perkembangan zaman dan pasen yang melek pendidikan semakin banyak, diharapkan cara pandang pasen akan berbeda, yang akan memandang sosok perawat secara integral, dari berbagai sudut pandang baik pribadi maupun profesi.
|
No comments:
Post a Comment